Blog Pendidikan Agama Islam

Senin, 14 September 2020

SYAJA'AH (BERANI MEMBELA KEBENARAN) DALAM MEWUJUDKAN KEJUJURAN

Membuka Relung Hati

Sikap jujur merupakan sikap positif yang harus dimiliki setiap orang. Namun pada saat sekarang, kejujuran merupakan hal yang mulai langka dan jarang dapat kita jumpai. Kejujuran dapat menunjukkan jalan kebaikan yang nantinya dapat membantu mengantarkan kita ke surga.Sikap jujur merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan dunia. Kehidupan dunia akan hancur dan agama juga menjadi lemah di atas kebohongan, khianat serta perbuatan curang.

Kejujuran harus ditegakkan meskipun berat dan susah. Orang yang jujur akan menjadi mulia di sisi Allah Swt. maupun di sisi manusia. Ungkapan tentang “orang jujur akan hancur” adalah keliru. Allah Swt. menyifatkan diri-Nya dengan kejujuran. Ini adalah bukti kesaktian jujur. Sekarang ini makin terbuka mata kita terhadap keunggulan perilaku jujur. Betapa banyak orang yang tidak jujur harus masuk penjara.
Kejujuran adalah pujian dari Allah Swt. untuk diri-Nya. Allah Swt. memiliki sifat jujur dalam semua berita-Nya, syari’ah-Nya, dalam kisah-kisah-Nya. Semuanya yang datang dari Allah Swt. semuanya benar.

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan terjadinya. Siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah?” (Q.S. an-Nisa’/4:87)

Mengapa sikap jujur itu penting? Karena kejujuran dapat membuat hati kita nyaman dan tenteram. Ketika kita berkata jujur, tidak akan ada ketakutan yang mengikuti atau bahkan kekhawatiran tentang terungkapnya sesuatu yang tidak kita katakan. Seseorang yang terbiasa berkata jujur akan merasa tidak nyaman saat dia berkata bohong walau hanya sekali.
Semoga kita mampu berbuat jujur dalam segala hal. Yakinlah, Allah Swt. pembela kita semua. Orang yang jujur pasti akan mujur (beruntung).

PENTINGNYA MEMILIKI SIFAT SYAJA'AH

Allah Swt. memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar tidak menjadi penakut dan pengecut. Karena rasa takut dan pengecut akan membawa kegagalan dan kekalahan. Keberanian adalah tuntutan keimanan. Iman pada Allah Swt. mengajarkan kita menjadi orang-orang yang berani menghadapi beragam tantangan dalam hidup ini. Tantangan utama yang kita hadapi adalah memperjuangkan kebenaran, meskipun harus menghadapi berbagai rintangan. Rasulullah saw. menjelaskan dalam sabdanya:

      Artinya: “Katakanlah yang benar walaupun itu pahit”                                              (H.R. Ahmad). 


Islam tidak menyukai orang yang lemah/penakut. Orang yang lemah/penakut biasanya tidak berani untuk mempertahankan hidup sehingga gampang putus asa. Ketakutan itu diantaranya karena takut dikucilkan dari lingkungannya. Takut karena berlainan sikap dengan banyak orang atau takut untuk membela sebuah kebenaran dan keadilan.
Keberanian dalam ajaran Islam disebut Syaja’ah. Syaja’ah menurut bahasa artinya berani. Sedangkan menurut istilah syaja’ah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara jantan dan terpuji. Jadi syaja’ah dapat diartikan keberanian yang berlandaskan kebenaran, dilakukan dengan penuh pertimbangan dan perhitungan untuk mengharapkan
keridaan Allah Swt.
Keberanian (syaja’ah) merupakan jalan untuk mewujudkan sebuah kemenangan dalam keimanan. Tidak boleh ada kata gentar dan takut bagi muslim saat mengemban tugas bila ingin meraih kegemilangan. Semangat keimanan akan selalu menuntun mereka untuk tidak takut dan gentar sedikit pun. Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”.     (Q.S. Ali Imran/3: 139)

PENTINGNYA MEMILIKI SIFAT JUJUR

Nabi menganjurkan kita sebagai umatnya untuk selalu jujur. Kejujuran merupakan akhlak mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada kebajikan, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw.,

Artinya: “Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah: “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga....”  (H.R. Muslim)

Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan. Dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari bahwa orang yang jujur akan dipermudah rezeki dan segala urusannya. Contoh yang perlu diteladani adalah kejujuran, Nabi Muhammad saw. ketika belau dipercaya oleh Siti Khadijah untuk membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Selama membawa barang dangan tersebut, beliau selalu menerapkan kejujuran. Kepada para pembelinya, beliau selalu berkata jujur tentang kondisi barang dangan yang dijualnya. Sifat jujur yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. selama berdagang mendatangkan kemudahan dan keuntungan yang lebih besar. Apa yang dilakukan Nabi Muhammad saw. adalah contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang hikmah perilaku jujur. Kamu dapat mencari contoh lainnya. Sebaliknya, orang yang tidak jujur atau bohong akan dipersulit rezeki dan segala urusannya. Orang yang pernah berbohong akan terus berbohong karena untuk menutupi kebohongan yang diperbuat, dia harus berbuat kebohongan lagi.

Bersyukurlah bagi orang yang pernah berbohong kemudian sadar dan mengakui kebohongannya itu sehingga terputusnya mata rantai kebohongan. Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya. Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat hati menjadi was-was. Contoh seorang siswa yang tidak jujur kepada orang tua dalam hal uang saku, pasti nuraninya tidak akan tenang apabila bertemu. Apabila orang tuanya mengetahui ketidakjujuran anaknya, runtuhlah kepercayaan terhadap anak tersebut. 

Kegundahan hati dan kekhawatiran yang bertumpuk-tumpuk berisiko menjadi penyakit. Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur dalam hati atau niat, jujur dalam perkataan atau ucapan, dan jujur dalam perbuatan.

1. Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Swt. dan ingin mencapai ridho-Nya. Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-pura jujur. Orang yang pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.

2. Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas yang terjadi. Untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at seperti dalam kondisi perang atau mendamaikan dua orang yang bersengketa atau perkataan suami yang ingin menyenangkan istrinya, diperbolehkan untuk tidak mengatakan hal yang sebenarnya. Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya, yakni
berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata sindiran karena hal itu sepadan dengan kebohongan. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan terang di antara macam-macam kejujuran.

3. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini juga berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang diridhoi Allah Swt. dan melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas. Merealisasikan kejujuran, baik jujur dalam hati, jujur dalam perkataan, maupun jujur dalam perbuatan membutuhkan kesungguhan. Adakalanya kehendak untuk jujur itu lemah, adakalanya pula menjadi kuat.

Harus Berani Jujur

Pada pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan mengenai arti sebuah kejujuran. Kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan dapat membawa ke surga. Sebaliknya, betapa berbahayanya sebuah kebohongan. Kebohongan akan mengantarkan pelakunya tidak dipercaya oleh orang lain. Ketika seseorang sudah berani menutupi kebenaran, bahkan menyelewengkan kebenaran untuk tujuan jahat, ia telah melakukan kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya itu telah membawa kepada apa yang dikhianatinya itu.

Artinya: “...Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari kiamat dia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi.’’ (Q.S. Ãli ‘Imran/3: 161)

Abu Bakr bin Abi Syaibah menuturkan kepada kami. Dia berkata; Yazid bin Harun menuturkan kepada kami. Dia berkata; Abdul Malik bin Qudamah al- Jumahi menuturkan kepada kami dari Ishaq bin Abil Farrat dari al-Maqburi dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu-, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

Artinya: “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan, sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu, Ruwaibidhah berbicara.” Ada sahabat yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (H.R. Ibnu Majah).

HIKMAH PERILAKU JUJUR

Ada beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku jujur, antara lain sebagai berikut.

1. Perasaan enak dan hati tenang. Jujur akan membuat hati kita menjadi tenang, tidak takut akan diketahui kebohongannya
karena tidak berbohong.

2. Mendapatkan kemudahan dalam hidup.

3. Selamat dari azab dan bahaya.

4. Membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan menuntun kita ke surga.

5. Dicintai oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya.

Jawablah soal-soal berikut dengan tepat!

1. Mengapa kita harus berani membela kebenaran dan kejujuran?

2. Buatlah contoh perilaku yang menggambarkan berani dalam membela kebenaran!

3. Buatlah contoh perilaku yang menggambarkan berani dalam membela kejujuran!

4.  Jelaskan maksud dari hadis berikut! Artinya: “Katakanlah yang benar walaupun itu pahit”(H.R. Ahmad). 

5. Jelaskan manfaat dari perilaku berani dalam kebenaran dan kejujuran!

SILAHKAN RANGKUM MATERI DIATAS DAN KERJAKAN SOAL LATIHANNYA DI BUKU PAI KALIAN MASING-MASING, LALU UPLOAD DI GOOGEL FORM BERIKUT INI :
https://docs.google.com/forms/RANGKUMAN DAN LJS MATERI SYAJAAH


1 komentar:

  1. Pelajaran dan pendidikan akhlak sangat penting bagi pelajar muslim di seluruh Indonesia. Bagi seorang muslim dan muslimah sudah seharusnya Kita memiliki semangat dan ghirah dalam mempelajari bahasa arab. Terlebih lagi bahasa arab dan wasilah bagi kita dalam mengenal ilmu syari.
    perilaku orang yang berilmu Manfaat Kerja Keras Ufa Bunga SMartphone

    BalasHapus

Popular Posts