Blog Pendidikan Agama Islam

Senin, 07 September 2020

IMAN KEPADA KITAB ALLAH SWT

 IMAN KEPADA KITAB ALLAH SWT

PENGERTIAN IMAN

Pengertian iman secara bahasa menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin adalah pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Kata beliau makna ini cocok dengan makna iman dalam istilah syari’at. Dan beliau mengkritik orang yang memaknai iman secara bahasa hanya sekedar pembenaran hati (tashdiq) saja tanpa ada unsur menerima dan tunduk.
Adapun secara istilah, Imam Malik, Asy Syafi’i, Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, dan segenap ulama ahli hadits serta ahlul Madinah (ulama Madinah) –semoga Allah merahmati mereka- demikian juga para pengikut madzhab Zhahiriyah dan sebagian ulama mutakallimin berpendapat bahwa definisi iman itu adalah : Pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan amal dengan anggota badan. Para ulama salaf –semoga Allah merahmati mereka- menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang (lihat Kitab Tauhid li Shaff Ats Tsaani Al ‘Aali, hal. 9).

AL QUR'AN DAN KITAB-KITAB ALLAH SWT

Iman kepada Kitab Allah Swt. artinya meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt telah menurunkan kitab kepada Nabi atau Rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Di dalam Al Quran disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah Swt. Yang diturunkan kepada Nabi-Nya. 4 Kitab tersebut Yaitu; Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa AS., Zabur kepada Nabi Daud AS., Injil kepada Nabi Isa AS., dan Al Qur'an kepada Nabi Muhammad Saw. Hal tersebut selaras dengan firman Allah Swt dalam surat Al Maidah ayat 48 


Kitab-kitab yang dimaksud pada ayat di atas adalah kitab yang berisi peraturan, ketentuan, perintah, dan larangan yang dijadikan pedoman bagi umat manusia. Kitab-kitab Allah Swt. tersebut diturunkan pada masa yang berlainan. Semua kitab tersebut berisi ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran meng-esa-kan Allah Swt. (tauh³d). Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.

Selain kitab-kitab tersebut di atas, Allah Swt. juga menurunkan wahyu kepada para nabi-Nya. Wahyu tersebut berbentuk suhuf, yaitu wahyu Allah Swt. yang berupa lembaran-lembaran yang terpisah. Dalam al-Qur’an disebutkan adanya suhuf yang dimiliki Nabi Musa as. dan Nabi Ibrahim as. Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini dalam surat Al-A'la ayat 18-19





Artinya: “Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) suhuf-suhuf (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa.” (Q.S. Al-A'la ayat 18-19)

Perhatikan secara singkat penjelasan tentang kitab-kitab yang Allah Swt. turunkan kepada para Nabi-Nya.

1. Kitab Taurat

Kata Taurat berasal dari bahasa Ibrani (thora: instruksi). Kitab Taur±t adalah salah satu kitab suci yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Musa as. Kitab Taurat menjadi petunjuk dan bimbingan bagi Bani Israil. Firman Allah Swt:

Artinya: “Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurat) dan Kami jadikannya petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), Janganlah kamu mengambil (pelindung) selain Aku”. (Q.S. al-Isra’/17: 2)

Taurat merupakan salah satu dari tiga komponen (Thora, Nabin, dan Khetubin) yang terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia ( al-Kitab). Oleh orang-orang Kristen disebut Old Testament (Perjanjian Lama). 

Isi pokok Kitab Taurat dikenal dengan Sepuluh Hukum (Ten Commandements) atau Sepuluh Firman. Sepuluh Hukum (Ten Commandements) diterima Nabi Musa as. di atas Bukit Tursina (Gunung Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi asas-asas keyakinan (akidah) dan asas-asas kebaktian (syari'ah), seperti berikut.

1. Tiada Tuhan selain Allah Swt.

2. Jangan menyembah berhala

3. Jangan mempersekutukan Allah Swt.

4. Sucikan hari sabat (hari Sabtu).

5. Hormati kedua orang tuamu.

6. Jangan membunuh.

7. Jangan berzina.


8. Jangan mencuri.

8. Jangan mencuri.

9. Jangan bersumpah palsu (bersaksi dusta).

10. Jangan menginginkan milik orang lain (menginginkan hak orang lain).

2. Kitab Zabur

Kata zabur (bentuk jamaknya zubμr) berasal dari zabara-yazburu-zabr yang berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabμr dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmur (jamaknya
mazamir). Dalam bahasa Ibrani disebut mizmar, yaitu nyanyian rohani yang dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya Mazmμr, yaitu salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum al-Qur’±n (selain Taurat dan Injil ).

Dalam bahasa Ibrani, istilah zabur berasal dari kata zimra, yang berarti “laguatau musik”. Zamir (lagu) dan mizmor (mazmur), merupakan pengembangan dari kata zamar, artinya “nyanyi, nyanyian pujian”. Zabur adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud as.
Ayat yang menegaskan keberadaan Kitab Zabμr antara lain:

Artinya: “Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabūr kepada Daud.” (Q.S. an-Nisā'/4:163)

Kitab Zabur berisi kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Ada 150 surah dalam Kitab Zabμr yang tidak mengandung hukum-hukum, tetapi hanya berisi nasihat-nasihat, hikmah, pujian, dan sanjungan kepada Allah Swt.

Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud as. dalam Kitab Zabμr terdiri atas lima macam:

1. nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi),

2. nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur,

3. ratapan-ratapan jamaah,

4. ratapan dan doa individu, dan


5. nyanyian untuk raja.

3. Kitab Injil

Kitab Injil diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa as. Kitab Injil yang diturunkan kepada nabi Isa as. memuat keterangan keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah Swt. agar manusia meng-esa-kan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Dalam Kitab Injil terdapat pula keterangan mengenai akan lahirnya nabi yang terakhir dan penutup para nabi dan rasul, bernama Ahmad atau
Muhammad saw.

Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as. sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia. Nabi Is as. diutus untuk mengajarkan tauhid kepada umat atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya meng-esa-kan Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
Penjelasan ini tertulis dalam Q.S. al- Hadid /57: 27.

Artinya: “Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan (pula) Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Injil kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya....” (Q.S. al-Hadid/57: 27)

Kitab Injil dan Kitab Taurat, yakni sudah mengalami perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia. Kitab Inj³l yang sekarang memuat tulisan dan catatan perihal kehidupan atau sejarah hidup Nabi Isa as. Kitab ini
ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Yohana). Mereka sebenarnya bukanlah orang-orang yang dekat dengan masa hidup Nabi Isa as. Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil versi Barnaba. Isi dari Injil Barnaba ini sangat berbeda dengan isi empat Kitab Injil

yang tersebut di atas.

4. Kitab al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril, Al-Qur’an diturunkan tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur. Al-Qur’an diturunkan selama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Al-Qur'an terdiri atas 114 surah, 30 juz dan 6236 ayat menurut riwayat Hafsh, 6262 ayat menurut riwayat ad-Dur, atau 6214 ayat menurut riwayat Warsy. Wahyu yang terakhir turun adalah Q.S. al-M±idah ayat 3. Ayat tersebut turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriyah di Padang Arafah, ketika Nabi Muhammad saw. sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan). Beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw wafat.

Intisari al-Qur'an

Al-Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. menghapus
sebagian syariat yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan tuntunan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Qur’an merupakan kitab suci terlengkap dan berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman. Oleh karena itu, sebagai muslim kita tidak perlu meragukannya sama sekali.
Firman Allah Swt.:

Artinya: “Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah/2: 2)

Nama-Nama Lain Al-Qur’an

Nama-nama lain dari al-Qur’an, yaitu:

a. Al-Huda, artinya al-Qur’an sebagai petunjuk seluruh umat manusia.

b. Al-Furqan, artinya al-Qur’an sebagai pembeda antara yang baik dan buruk.

c. Asy-Syifa', artinya al-Qur’an sebagai penawar (obat penenang hati).

d. Az-Zikr, artinya al-Qur’an sebagai peringatan adanya ancaman dan balasan.


e. Al-Kitab, artinya al-Qur’an adalah firman Allah Swt. yang dibukukan.

Isi Al-Qur’an

Adapun isi pokok al-Qur’an adalah seperti berikut.

a. Aqidah atau keimanan.

b. 'Ibadah, baik 'ibadah mahdah maupun gairu mahdah.

c. Akhlaq seorang hamba kepada Khaliq, kepada sesama manusia dan alam sekitarnya.

d. Mu’amalah, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia.

e. Qissah, yaitu cerita nabi dan rasul, orang-orang saleh, dan orang-orang yang ingkar.

f. Semangat mengembangkan ilmu pengetahuan.

Aktivitas

Keistimewaan Al-Qur’an

Keistimewaan kitab suci al-Qur’an adalah sebagai berikut.

a. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa.

b. Sebagai informasi kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan caranya masing-masing dalam menyembah Allah Swt.

c. Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir dan terjamin keasliannya.

d. Al-Qur’an tidak dapat tertandingi oleh ide-ide manusia yang ingin
menyimpangkannya.

e. Membaca dan mempelajari isi al-Qur’±n merupakan ibadah.
Umat Islam wajib mengimani dan mempercayai isi al-Qur’±n karena al-
Qur’an merupakan pedoman hidup umat manusia, terlebih lagi pedoman hidup umat Islam. Apabila kita tidak mengimani dan mengamalkannya, kita termasuk orang-orang yang ingkar (kafir).
Cara mengamalkan isi al-Qur’an adalah dengan mempelajari cara belajar membaca (mengaji) baik melalui iqra’, qiraati, atau yang lainnya. Kemudian, mempelajari artinya, menganalisis isinya, dan mengamalkannya.

Kita sebagai umat Islam, wajib meyakini dan memercayai semua kitab-kitab Allah Swt, baik Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur’±n. Keimanan kepada kitab-kitab selain al-Qur’±n, dilakukan dengan cara menghormati dan menghargai keyakinan mereka. Tetapi keyakinan terhadap al-Qur’±n, bukan hanya sekedar percaya di dalam lisan dan hati saja, tetapi harus diwujudkan dalam perilaku kita sehari-hari.

Keselamatan dan ketenteraman hidup baik di dunia maupun di akhirat dapat kita raih apabila kita menjadikan al-Qur’±n sebagai pedoman dalam menjalani hidup sehari-hari.
Mari kita mulai saat ini untuk menjadikan al-Qur’n sebagi pedoman hidup dengan cara membaca, mempelajari, mengkaji, dan mengamalkan isi kandungannya.

LATIHAN SOAL

1. Jelaskan lah pengertian tentang Suhuf-Suhuf !

2. Selain Suhuf-Suhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa As siapakan Nabi dan Rasul yang mendapatkan Suhuf-suhuf, sebutkan nama dan isi suhufnya!

3. Carilah ayat-ayat yang mendukung keberadaan kitab-kitab sebelum al-Qur’ān, sebutkan surat dan ayatnya!

4. Jelaskan pesan-pesan yang terkandung dalam ayat yang kamu temukan tersebut!

5. Carilah ayat-ayat al-Qur’ān yang mengandung nama-nama Al Qur'an berikut :Al-Huda, Al-Furqan, As-Syifa, Az-Zikr, Al-Kitab Sebutkan surat dan ayat nya!

6. Jelaskan makna dari ayat-ayat Al Quranyang kamu temukan tentang Nama Al-Qur'an

Kerjakan dibuku tulis PAI kalian lalu jawabannya di foto ubah ke PDF dan upload di link Google Form Berikut :

LINK LJS MATERI IMAN KEPADA KITAB ALLAH SWT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts